Aku, kamu, dia, mereka. Kaya, miskin. Rakyat, pejabat. Anak,
orang tua. Melankolis, sanguinis, koleris, plegmatis. Pemimpin, dipimpin.
Betapa beraneka warnanya kehidupan ini. Semua orang mempunyai ciri
masing-masing. Setiap orang memiliki tujuan hidup yang beraneka ragam.
Cita-cita, impian. Tapi satu hal. Hidup ini indah sahabat. Jika kita dapat
memaknai arti dari sebuah kehidupan.
Aku mempunyai mimpi. Kamu memiliki cita-cita. Dia seorang
yang sangat ambisius. Dan mereka berlomba-lomba untuk menjadi nomor satu. Hidup
ini berbagi, hidup ini berlomba, hidup ini sebuah ajang persaingan, hidup ini
menuai kebaikan, hidup ini adalah bekal. Keyakinan adalah kuncinya.
Mungikn beberapa dari kita, atau bahkan sebagian besar dari
kita pernah merasakan ketidak adilan dalam hidup ini. Tapi tau kah kau?bahwa
hidup ini adalah anugerah. Setiap cobaan yang kita hadapi adalah hadiah dari
Tuhan untuk menjadikan kita manusia yang lebih bernilai. Menjadikan kita
manusia yang lebih kuat. Menjadikan kita manusia yang lebih dewasa dan berpikir
positif.
Ada sebuah cerita tentang seorang siswa yang sekolah di
suatu pesantren. Sebut saja namanya ridwan. Ridwan adalah seorang anak yang
begitu sholeh dan rajin menuntut ilmu. Dia dikenal oleh teman-temannya sebagai
seorang siswa yang jujur dan tak pernah mensontek dalam ujian. Dan tibalah
saat-saat yang paling mendebarkan. Pengumuman Ujian Nasional.
Tak berapa lama setelah pengumuman, perpisahan digelar. Saat
itu semua siswa berjas dan memakai kebaya. Kecuali satu orang. Ridwan. Dia
memakai baju kaos dengan celana bahan yang biasa dia pakai sehari-hari.
Tersenyum melihat semua teman-temannya telah rapih untuk melepas label putih
abu-abu. Tiba-tiba ayah dari Ridwan datang mengahampiri dan membawanya ke bawah
tiang bendera di lapangan sekolah.
“kenapa anakku tidak lulus?dia anak yang soleh, anak yang
rajin, anak yang patuh kepada kedua orang tuanya. Kenapa hanya anakku yang
tidak lulus?” sambil menengadah ke langit
sang ayah mencengkeram erat tangan si anak dengan suara bergetar. Ridwan
hanya menunduk. Kemudia kepalanya mendongak dan tersenyum.
“kenapa ayah menangis?padahal aku yang tidak lulus?” ridwan
tersenyum pada ayahnya. Sang ayah menatap anaknya tanpa bergeming. Kemudian
ridwan dan ayahnya memasuki gedung sekolah yang digunakan untuk acara
pelepasan. Pada saat acara sambutan, ridwan diperkenankan untuk memberikan
sambutan kepada teman-temannya.
“assalamualaikum teman-temanku. Selamat kalian telah
menyelesaikan studi kalian selama tiga tahun ini di sekolah kita tercinta.”
Seketika ruangan menjadi hening. Tak ada satupun pandangan yang lepas ke arah
panggung. “maaf jika aku telah mencoreng nama baik sekolah ini karena aku
adalah satu-satunya siswa yang tidak lulus ujian nasional.”
Sebagian mata anak anak putri telah berkaca. Ridwan masih
tersenyum. “selamat kalian mampu melewati ujian ini dengan baik. Maaf aku tidak
bisa lulus bersama-sama dengan kalian.” Padahal, hanya ridwan yang tidak
menggunakan kunci jawaban yang teman teman lainnya gunakan. “selamat melanjutkan
menuntut ilmu kalian ke jenjang yang lebih tinggi.” Kini, suasana menjadi haru
biru. Beberapa air mata menetes.
“sekali lagi saya meminta maaf karena telah membuat jelek
nama sekolah ini. Sukses terus untuk kalian. Semoga selalu dalam ridhoNya.” Beberapa
siswi terdengar isak tangisnya. “wassalamualaikum” ridwan turun dari panggung
dengan muka memerah karena menahan air mata
dari sejak awal menaiki panggung.
Tiba-tiba sahabat ridwan menghampiri ridwan dan memeluknya.
Menangis.tak kuasa mengatakan satu katapun. Dan akhirnya semua teman teman
ridwan berkumpul dan menangis bersama karena terharu dengan keteguhan hati
ridwan.
Ridwan tidak lulus
ujian karena nilai di mata pelajaran matematika kurang 2.5 poin. Tragis memang.
Namun, ridwan tetap tak putus harapan. Dia segera mengambil paket C untuk
mendapatkan ijazah dan lulus dari sekolahnya. Dan dengan perjuangan yang tidak
sedikit, ridwan lulus dan kuliah di Institut Teknologi Bandung. Subhanallah.
Ternyata Allah mempunyai sebuah rencana dibalik cobaan yang ridwan alami.
Allah menunjukkan bahwa tak ada sesuatu yang sia-sia. Tak
ada suatu cobaan yang tidak mengandung hikmah. Tak ada sikap jujur yang tidak
menghasilkan buah yang manis. Cerita di atas adalah salah satu dari sekian
banyak cerita yang menginspirasi. Betapa hikmah yang didapatkan begitu
bermakna.
Tak mudah mendapatkan ketegaran hati disaat kita jatuh. Tapi
kesabaran dan husnudzon pada takdirNya bisa kita amalkan. Segala sesuatu itu
tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya mungkin jika Allah telah berkehendak.
Sesuatu yang kita pandang buruk belum tentu buruk dalam pandangan Allah. Dan
sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik dalam pandangan Allah.
Dalam sebuah hadits dikatakan : Ketika Allah rindu pada hambaNya maka Allah akan menyampaikan pada
malaikat jibril “pergilah pada hamba-Ku lalu timpakan ujian/cobaan, Aku ingin
mendengar rintihannya” [HR.Thabrani dari Abu Umamah]
Semua cobaan itu mengandung hikmah. Kehidupan ini mengandung
berjuta-juta hikmah. Jika kita dapat memetiknya. Jika kita mau membuka mata
kita. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah
itu dekat J